Merugi Rp 1,8 Milliar, Nasrul Dorong BUMD Tanjungpinang Buka Bisnis Baru

TANJUNGPINANG – Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Nasrul mendorong PT. Tanjungpinang Makmur Bersama BUMD Tanjungpinang untuk membuka bisnis baru setelah merugi 1,8 milliar Rupiah di tahun 2020. 

Ia menuturkan, pembukaan bisnis baru perlu dilakukan untuk menyelematkan BUMD di tengah pandemi Covid-19.

“Coba para direktur munculkan inovasi-inovasi yang baru, karena bisnis saat ini peninggalan era lama,” katanya, Jum’at (9/7/2021).

Di tengah pandemi saat ini, Nasrul mengusulkan agar BUMD merambah bisnis ke bidang kesehatan seperti apotik dan laboratorium. Menurutnya, bisnis apotik dan laboratorium akan tetap bertahan meskipun pandemi Covid-19 selesai.

“Saya usulkan BUMD membuka usaha klinik laboratorum dan apotik yang saat ini lagi dibutuhkan. Paling tidak dari pegawai kita bisa mendapatkan fasilitas laboratorium dan walau pun pandemi berakhir ini akan tetap jalan karena dibutuhkan masyarakat,” ucapnya.

Selain apotik dan laboratorium, ia juga mengusulkan agar BUMD membuka bisnis kuliner dan mini swalayan di pusat-pusat keramaian.

Agar tidak mematikan bisnis masyarakat atau swasta, ia meminta agar bisnis baru itu tidak didirikan di samping toko masyarakat yang memiliki bisnis yang sama.

“Ke depannya, kalau pemko ada lahan boleh dibuat pusat kuliner terpadu dan mini swalayan yang dikelola BUMD, masyarakat di dorong belanja ke perusahaan daerah, tapi jangan berdampingan dengan tempat usaha swasta, agar tidak mempengaruhi tempat usaha lainnya,” usulnya.

Dengan membuka bisnis baru, BUMD Tanjungpinang akan berkontribusi ke keuangan daerah. Selain itu, pembukaan bisnis baru akan menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran di Tanjungpinang.

Anggota Banggar DPRD Tanjungpinang itu mengingatkan agar jajaran Direksi perusahaan tidak lupa dengan kewajibannya untuk menghasilkan pendapatan bagi daerah selain memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Fungsi perusahaan daerah itu ada dua, yakni pelayanan kepada masyarakat dan menghasilkan pendapatan bagi daerah,” ujarnya.

Sebelumnya pada Selasa (6/7/2021) yang lalu, Direktur Utama BUMD Tanjungpinang, Fahmi menyampaikan bahwa BUMD Tanjungpinang merugi sebesar 1,8 milliar Rupiah sepanjang tahun 2020.

Kerugian BUMD itu disebabkan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pendapatan BUMD dari pas pelabuhan, parkir bandara, biaya sewa lapak pasar tergerus akibat kurangnya mobilisasi masyarakat.

“Biaya operasional kan tetap, pendapatan menurun. Jadi rugi,” katanya, Selasa (6/7/2021).

Selain itu, kerugian yang besar ini juga disebabkan keuangan perusahaan yang terbebani biaya perbaikan pasar yang sudah tidak layak. (Nuel)

Sumber: SIJORITODAY.com