Batam – Tagline tersebut digelorakan langsung oleh Ketua BPK RI, Moermahadi Soerja Djanegara, dalam keynote speech nya pada pembukaan acara Sosialisasi Penguatan Implementasi Nilai-nilai Dasar BPK untuk Pelaksana BPK pada Perwakilan Wilayah Barat, yang diselenggarakan di Kota Batam, pada tanggal 2 November 2017. Acara yang dikoordinasikan bersama oleh Inspektorat Utama BPK, Auditorat Utama Keuangan Negara V BPK dan BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau tersebut mengambil tema “Penguatan Implementasi Nilai-nilai Dasar BPK Dalam Rangka Mewujudkan Pemeriksaan yang Berkualitas dan Bermanfaat”. Digelar di Ballroom Hotel Best Western Premier Panbil, acara diikuti oleh para kepala perwakilan dan para pejabat fungsional pemeriksa dari 16 perwakilan BPK di wilayah barat.
Semangat untuk merajut kembali kebangkitan BPK disuarakan mengingat kondisi terkini dimana terdapat banyak tantangan dan hambatan yang dapat mengganggu kinerja dan kredibilitas BPK sebagai lembaga pemeriksa. “Setidaknya ada dua tantangan yang menjadi perhatian saya yang perlu kita refleksikan bersama agar tidak menjadi hambatan dan mengganggu reputasi dan kredibilitas proses dan hasil BPK ke depan, yaitu tantangan yang datang dari publik berupa pandangan atau opini masyarakat, dan tantangan yang datang dari internal berupa pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai”, beber Ketua BPK dalam pidatonya.
Acara yang dimulai pada pukul 08.30 WIB tersebut turut dihadiri oleh para Anggota Majelis Kehormatan Kode Etik (MKKE) BPK, Inspektur Utama, dan para Staf Ahli serta para Pejabat di lingkungan BPK RI lainnya. Diawali dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Inspektur Utama BPK, Mahendro Sumardjo, acara dilanjutkan dengan keynote speech dan pemukulan gong oleh Ketua BPK RI, yang menandai dibukanya acara hari itu.
Kemudian dalam Sesi Panel I, tampil berturut-turut sebagai pembicara adalah Anggota II BPK yang merangkap sebagai Ketua MKKE, Agus Joko Pramono, yang membawakan materi dengan topik “Penguatan Sistem Pengendalian Internal”, kemudian Anggota V BPK yang merangkap sebagai Anggota MKKE, Isma Yatun, yang membahas tentang “Sistem Pengendalian Mutu Kinerja Pemeriksaan untuk BPK Perwakilan Wilayah Barat: Tantangan dan Key Success Factors”, dan sebagai penutup pada sesi tersebut adalah Anggota MKKE, I Gde Pantja Astawa, yang berbicara mengenai “Kode Etik dan Konsekuensi Penerapannya oleh Pemeriksa BPK”. Bertindak sebagai moderator dalam sesi tersebut adalah Staf Ahli BPK Bidang BUMN, BUMD, dan Kekayaan Negara/Daerah yang Dipisahkan Lainnya, Novy G. A. Pelenkahu.
Selanjutnya dalam Sesi Panel II Anggota MKKE lainnya yang menjadi pembicara adalah Zaki Baridwan yang mengetengahkan materi yang berjudul “Membentuk Budaya Organisasi yang Mendukung Terciptanya Integritas, Independensi, dan Profesionalisme yang Kuat” dan Jusuf Halim yang mengangkat tema “Pentingnya Pemahaman Terhadap Standar bagi Pemeriksa BPK”. Yang menjadi moderator dalam sesi tersebut adalah Staf Ahli BPK Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, Blucer W. Rajagukguk.
Sementara itu di hari kedua, narasumber yang tampil sebagai pembicara dalam sesi panel adalah Ketua Komite Teknis Manajemen Risiko BSN, Antonius Alijoyo, yang mengangkat tema “Manajemen Risiko bagi Institusi dan pemeriksa BPK” dalam paparannya, dan kemudian dilanjutkan oleh Partner of Ernst & Young, Stevanus A.B.P. Sianturi, yang berbicara mengenai “Fraud Risk Assessment”. dan yang menjadi pembicara terakhir adalah Tortama AUI, I Nyoman Wara, yang mengetengahkan tema berkaitan dengan “Kasus Fraud dalam kegiatan Pemeriksaan Keuangan Negara”. Yang menjadi moderator dalam sesi akhir tersebut adalah Staf Ahli BPK Bidang Manajemen Risiko, Abdul Latief. (why)