Batam – Sebagai calon pemimpin masa depan, sudah sepatutnya dan selayaknya generasi muda pada umumnya, dan mahasiswa pada khususnya, memiliki karakter dan semangat anti-korupsi. Sebagai agent of change, mahasiswa sejatinya diharapkan mampu mengangkat dan meneguhkan kembali semangat anti-korupsi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Namun demikian, realitanya saat ini budaya korupsi di Indonesia terbilang sangat memprihatinkan.
Berdasarkan hasil survei Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022 oleh Transparency International (TII), Indeks Korupsi Indonesia (IPK) tahun 2022 terpuruk dengan skor 34, turun 4 poin dari tahun 2021. Turunnya indeks korupsi itu membuat Indonesia merosot ke peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. Indeks tersebut mengukur persepsi korupsi sektor publik dari skala nol (sangat korup) sampai skala 100 (sangat bersih) di 180 negara. Penurunan IPK tahun 2022 tergolong sangat drastis sejak 1995. Hasil CPI tahun 2022 itu membuat posisi Indonesia bertengger di peringkat 7 dari 11 negara di Asia Tenggara. Posisi Indonesia jauh di bawah Singapura, Malaysia, Timor Leste, Vietnam, dan Thailand.
Kenyataan pahit ini mau tidak mau harus diterima sekaligus menjadi motivasi bagi seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama berupaya meminimalisir terjadinya praktik-praktif koruptif dalam keseharian. Dan upaya ini harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak dari anak-anak.
Sebagai salah satu upaya menanamkan kesadaran mengenai pentingnya sikap dan karakter anti-korupsi kepada generasi, khususnya di kalangan mahasiswa, Kepala Perwakilan BPK Provinsi Kepulauan Riau, Jariyatna, berkenan memberikan materi “Pengembangan Karakter Mahasiswa Anti-Korupsi” dalam acara Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Awal Bros Tahun Akademik 2023/2024.
Acara yang digelar di Kampus Universitas Awal Bros di Batam Center pada Selasa, 5 September 2023 ini selain dihadiri oleh dosen dan pengajar di lingkungan Kampus Awal Bros, juga dihadiri oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa baru dari tiga Program Studi di Kampus Awal Bros.
Dalam paparannya, Kepala Perwakilan menyambut baik inisiatif kampus untuk proaktif mengenalkan isu anti-korupsi kepada mahasiswanya. Menurut Jariyatna, sebagai motor penggerak peradaban, mahasiswa punya peranan strategis dalam meminimalisir berbagai praktik korupsi yang selama ini terjadi. “Korupsi tidak hanya terjadi di sektor publik. Korupsi bahkan tidak disadari sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Kebiasaan untuk sengaja tidak jujur dan sengaja melanggar peraturan bahkan perbuatan curang dalam ujian, sejatinya itu juga adalah praktik-praktik koruptif. Oleh karena itu, mahasiswa harus punya karakter yang jujur, peduli terhadap sesama dan anti-korupsi serta jangan malu untuk hidup sederhana apa adanya sesuai dengan apa yang kita punya,” demikian pesan penting yang diberikan oleh Jariyatna kepada civitas academica yang siang itu hadir di Auditorium Rufaidah Universitas Awal Bros. (eko)